tempat mesum remaja masa kini



 Kenasiban anak remaja zaman kini terbukti terbilang lumayan memprihatinkan. Adat s3x leluasa terus merajalela merenggut kepolosan serta keluguan mereka. Peran aktif segala pihak sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan generasi muda dari jerat dosa s3x ini. Keluarga menjadi pilar mutlak dalam mencetak generasi muda yang sehat baik dengan cara jasmani,

Anak anak muda kini bilang telah gak jaman lagi wanita virgin/laki laki perjaka. Bahkan dengan bangganya telah meperbuat hubungan s3x leluasa bersama laki laki alias perempuan. Bahkan tak sedikit diantaranya terjadi pada anak yangmasih dibangku SMP alias SMA. Berikut tempat - tempat yangtidak jarang kali mereka gunakan untuk meperbuat hubungan yang tak selayaknya itu...

1. rumah

 

Aneh, nyatanya s3x remaja biasa diperbuat di rumah yang penghuninya lagi tak ada alias rumah tersebut lagi kosong. Bisa diperbuat di rumah si cowok atupun di rumah si cewek. Mengapa diperbuat di rumah? Sebab mereka tau dengan tentu kapan orang tua mereka lagi gak ada dirumah, kapan orang tua mereka ada dirumah, berapa lama orang tua mereka berangkat serta kapan orang tua mereka datang.

Faktor niat serta peluang sangat mempengaruhi terjadinya hubungan s3ks bebas. Tapi yang sangat berpengaruh merupakan hal niat. Sebab dengan adanya niat maka peluang bisa dicari, sedangkan kalau ada peluang tapi tak ada niat maka kegiatan s3ks leluasa itu tak bakal terjadi. Berkata persoalan peluang, peluang terbukti bisa dengan mudah dicari, bayangkan saja dalam waktu 15 menit kan telah lumayan untuk meperbuat hubungan s3ks.

Rumah terbukti tempat yang paling strategis untuk meperbuat hubungan s3ks. Sebab rumah rumah sendiri merupakan tempat yang paling aman untuk meperbuat s3ks tersebut. Tidak hanya mereka tau kapan oaring tua mereka tak ada dirumah, mereka juga mearasa lebih aman sebab orang lain tak bakal berani masuk kedalam rumah tanpa ada izin dari yang punya rumah.

2. kos
Sudah jadi rahasia umum bahwa kos-kosan sering dijadikan sebagai tempat untuk berbuat maksiat. karena dikosan biasanya tidak ada pengawasan secara langsung dari orang tua dan orang-orang sekitar.


Biasanya yang tingal dikos adalah pelajar dan mahasiswa yang tempat tinggalnya jauh dari tempat dia menuntut ilmu. Kos-an di Banjarmasin biasanya terdapat aturan yang mengatur bahwa tamu Cuma boleh bertamu sampai jam 09.00 malam.tapi mereka pasti bisa mengakalinya dengan ngedate dari pagi (bolos kuliah) sampai malam.


Tempat Remaja Biasa Melakukan s3ks Bebas
Berapa ronde yah biasa dari pagi ampe malam? Tapi semua kembali lagi kepada niat dan kesempatan.
Tipe-tipe kos-kosan yang dijadikan sebagai tempat melakukan hubungan s3ks bebas yaitu :
Kos tersebut terletak jauh dari keramaian. Biasanya kos seperti ini terletak di dalam gang-gang yang sempit dan susah untuk dilalui.
Tidak ada orang mengawasi kos tersebut secara melekat. Dalam hal ini yang punya kos tersebut tinggal ditempat lain yang jauh dari kos tersebut
Kos yang tidak mempunyai aturan yang mengikat. Dalam artian setiap tamu bebas keluar masuk kedalam kamar kos.
3. warnet
 
Selain bilik-bilik warnet di Kota Magelang seperti kamar-kamar yang tertutup, masih banyak juga warnet-warnet yang tidak memproteksi situs-situs p0rn0. Situs ini kemudian banyak dibuka pengunjung. Termasuk pelajar yang dapat mendorong perbuatan m3sum di dalam bilik itu.

4.hotel dan losmen
Memang sudah sejak dulu hotel dijadikan sebagai tempat m3sum. Biasanya mereka yang melakukan hubungan s3ks di hotel tersebut karena sudah tidak ada lagi tempat yang bisa dijadikan untuk melakukan hubungan s3ks. 

 5. lingkungan sekolah dan kampus
 
 
Kok kampus bisa jadi Tempat Remaja Biasa Melakukan s3ks Bebas? Kok bisa seh ngelakuin hubungan s3ks di sekolahan dan di kampus? Ya bisa dunks. Masa gak bisa, segala hal kan mungkin saja terjadi.

Bahkan ada salah satu kampus di wilayah Jawa Barat yang digunakan oleh para wts untuk menjajakan tubuhnya tiap malam minggu. Pengen tau kampus apa? Rahasia dunks. Yang jelas saya sudah membuktikannya sendiri dan disana saya banyak melihat pasangan-pasangan yang lagi asyik bercumbu ditempat-tempat yang gelap.

Kok kampus menjadi tempat seperti itu sih? Kalo itu saya juga tidak tau, kalu pengen tau Tanya aja sama orang ngurus tu kampus

Related Posts:

Jual Jet Su-35 ke Indonesia & China, Rusia Raup Rp27 Triliun

Jakarta - Indonesia dan China resmi membeli pesawat jet tempur Rusia paling canggih, Su-35. Total nilai kontrak yang menguntungkan Rusia dari penjualan pesawat jet Su-35 itu mencapai USD2 miliar atau lebih dari Rp27 triliun.


Indonesia resmi membeli pesawat jet Su-35 Rusia setelah Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, meneken dokumen kontrak jual-beli alutsita itu beberapa waktu lalu. Indonesia membutuhkan pesawat tempur canggih tersebut untuk menggantikan pesawat F-5 Amerika Serikat (AS) atau dikenal sebagai pesawat tempur Tiger II yang memang sudah tua.
Media Australia, news.com.au, pada Senin (30/11/2015) menyoroti pembelian pesawat tempur canggih Rusia oleh Indonesia itu. Kesepakatan Rusia dengan Indonesia, menurut laporan media itu, akan berdampak pada keseimbangan kekuatan militer Asia.
Meski demikian, Indonesia tidak membeli lengkap satu skuadron Su-35 yang berjumlah 16 unit. Kepala Staf Agkatan Udara Indonesia, Marsekal Agus Supriatna, beberapa hari lalu menyatakan, Indonesia kemungkinan hanya membeli sekitar 12 unit atau sesuai kemampuan finansial Indonesia.
Sedangkan China juga berambisi memiliki pesawat jet tempur Su-35 demi menegakkan kontrol atas wilayah Laut China Timur dan Laut China Selatan yang sebagian besar sudah diklaim Beijing.
Rusia kini mengumumkan, dengan kesepakatan kontrak senilai USD2 miliar, mereka akan menyerahkan 24 unit pesawat dengan teknologi dan manuver luar biasa itu kepada China dan Indonesia tidak lama lagi.
Rusia sendiri memiliki kepentingan dalam penjualan pesawat jet Su-35 kepada China dan Indonesia. Rusia saat ini membutuhkan teman, setelah terisolasi akibat krisis Ukraina, aneksasi Crimea dan krisis Suriah. Rusia juga membutuhkan dana setelah berkali-kali dijatuhi sanksi Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya terkait krisis Ukraina.

Related Posts:

Sedang Dibangun, Begini Megahnya Pos Perbatasan RI-Malaysia Di Entikong

 
28 Nov 2015
Entikong – Pos perbatasan Entikong merupakan pintu gerbang perbatasan RI-Malaysia paling ramai di Kalimantan Barat. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana membangun pos perbatasan yang bisa membanggakan Indonesia.

Dari gambar miniatur yang ditunjukkan oleh Manajer Proyek pembangunan jalan dan pos perbatasan Entikong, Budiyanto Setiawan terlihat tidak hanya jalan yang diperlebar, tetapi kantor imigrasi pun akan dibongkar dan diperbaharui. Lajur masuk dan keluar kendaraan pun yang tadinya hanya satu jalur, nantinya akan menjadi tiga jalur.
Selain pos imigrasi, nantinya di wilayah pos perbatasan akan dibangun juga kantor Bea Cukai untuk mempermudah pemeriksaan barang-barang yang masuk dan keluar Indonesia. Dan juga beberapa fasilitas lain pun juga akan ditambahkan untuk menunjang penjagaan di pos perbatasan.
Namun, untuk menyelesaikan proyek itu, butuh waktu yang cukup lama. Dikarenakan sebelumnya ada beberapa kendala terkait pembebasan lahan.
“Tadinya ada kendala pembebasan lahan, namun dengan berbagai cara hingga tim negoisasi diturunkan, persoalan itu sudah tidak lagi jadi masalah. Semoga ke depannya semua akan lancar-lancar saja,” ujar Budiyanto kepada wartawan, Sabtu (28/11/2015).
Budiyanto menerangkan, hal prioritas utama ialah menyelesaikan pelebaran jalan dan membangun pos perbatasan. Untuk pembangunan bangunan lainnya menunggu lelang tahun depan.
“Nantinya pos perbatasan ini akan menjadi lebih megah. Dan akan menjadi kebanggaan Indonesia,” terang Budiyanto.
Terkait pelebaran jalannya, sebelumnya Dirjen Bina Marga Kementrian PU, Hediyanto W Husaeni mengatakan, pelebaran jalan akses di Entikong sangatlah penting. Pasalnya, perbatasan Entikong merupakan perbatasan paling padat dari dua pos perbatasan lainnya di Kalimantan Barat.
“Pos lintas batas ada tiga di Kalimantan Barat yaitu Aruk, Badau dan Entikong. Entikong paling besar sehingga posisi penting. Karena itu, untuk mewujudkan pos perbatasan yang lebih baik dari negara tetangga, maka tidak hanya lintas batasnya, infrasktruktur pendukung minimal juga harus sama. Indonesia bertekad lebih baik akan membangun jalan paralel dan akses,” jelas Hediyanto saat meninjau lokasi, Jumat (27/11/2015).
Hediyanto mengatakan, pelebaran akses jalan di perbatasan dilakukan dari Balai Karangan hingga Entikong dengan total 21 km yang akan selesai di 2016. Namun, untuk tahun 2015 sendiri ditargetkan 5-7 km jalan sudah selesai dilebarkan.
“Jadi 1,5 tahun ke depan kita akan lebih baik dari Malaysia dan jadi kebanggaan bangsa Indonesia. Untuk pelebaran jalan di 2015 itu menggunakan uang Rp 50 Miliar, dan pengerjaannya hampis selesai,” terang Hediyanto.
Hediyanto mengatakan, persoalan awal pelebaran jalan ialah pembebasan lahan. Namun, saat ini masyarakat sangat antusias memberikan lahannya sangat cepat.
“Material juga tersedia dengan cukup. Keinginan sejalan dengan pemerintah. Bersosialisasi dan semangat kebangsaan lebih kental,” tutupnya.

Related Posts:

Jerman Akhirnya Ikut Gempur ISIS

28 Nov 2015
Presiden Prancis, Francois Hollande telah meminta Jerman untuk membantu menyerang ISIS yang telah mengklaim bertanggung jawab atas rentetan serangan di Paris.
Jerman akhirnya akhirnya merespon dengan ikut terlibat dalam aksi militer memerangi kelompok ISIS di Timur Tengah.


Angkatan Udara Jerman mengirim antara empat hingga enam pesawat pengintai Tornado untuk membantu militer Prancis memerangi ISIS.
Pesawat-pesawat Tornado Jerman dilengkapi dengan kamera inframerah yang khusus mendeteksi posisi musuh. Elektro optik Suite terdiri dari tiga sensor inframerah dipasang secara internal terkait dengan sistem perekaman video 24 jam.
Jerman juga mengirim kapal untuk melindungi kapal induk Prancis, Charles de Gaulle, yang ditempatkan di Mediterania dan juga pesawat pengisi bahan bakar udara untuk pesawa jet tempur Perancis.
Hal itu disampaikan, Henning Otte, juru bicara bidang pertahanan untuk Partai Uni Demokratik Kristen (CDU) partai pimpinan Kanselir Jerman Angela Merkel.
”Kami tidak hanya akan memperkuat misi pelatihan (untuk milisi Peshmerga Kurdi) di Irak utara, tetapi juga mendorong keterlibatan kami dalam pertempuran melawan teror ISIS teror di Suriah dengan (pesawat) pengintai Tornado,” lanjut Otte seperti dikutip The Local.
”Jerman akan menjadi kontributor yang lebih aktif (untuk kampanye anti-ISIS) dan itu telah sampai sekarang,” imbuh dia.
Tidak hanya mengirim pesawat Tornado, Jerman juga berencana untuk berbagi data satelit intelijen pengintai posisi ISIS dengan Prancis. Kendati demikian, media Jerman yang mengutip pejabat negara setempat menulis bahwa misi Jerman di Suriah diharapkan hanya fokus pada pengintaian terhadap posisi ISIS, bukan terlibat langsung dalam serangan udara.

Related Posts:

Menhan RI Tanda Tangani Pembelian 12 Unit Su-35


27 Nov 2015
“Dengan menghitung anggaran yang ada, mungkin beli 12 pesawat Su-35 saja. Tapi saya minta isinya sudah lengkap,” kata agus.
Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna menyatakan kesepakatan pemerintah RI untuk membeli Sukhoi SU-35 buatan Rusia untuk menggantikan satu skuadron pesawat tempur buatan Amerika F-5 E/F Tiger.


"Saya baca dokumen yang dikirim Kementerian Pertahanan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Yang sudah ditandatangani Menhan adalah Sukhoi Su-35," kata Agus seperti yang dikutip oleh CNN Indonesia . Rusia Siap Transfer Teknologi Sukhoi Su-35 ke Indonesia
Agus mengatakan, sebelum Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menandatangani kesepakatan pengadaan Sukhoi-35, TNI AU telah mengirimkan spesifikasi teknologi pesawat yang mereka nilai pantas untuk menggantikan F-5 E/F Tiger.
TNI AU menyodorkan dua pesawat tempur sebagai pilihan, yaitu F-16 Viper buatan Lockheed Martin Amerika Serikat, dan Sukhoi Su-35 buatan Sukhoi Rusia.
F-16 Viper dan Sukhoi Su-35 disodorokan TNI AU untuk dipilih karena mereka tidak ingin mengubah sistem pemeliharaan secara ekstrem. "Kalau Sukhoi Su-35 kan sama dengan Sukhoi Su-30 yang sudah kami operasikan saat ini," kata Agus seperti yang dikutip oleh CNN Indonesia.
Sebelumnya Menhan RI juga menjelaskan alasan Indonesia memilih Sukhoi ialah karena pilot Angkatan Udara Indonesia sudah terbiasa mengoperasikan jet tempur buatan Rusia.
Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur multiperan jarak jauh kelas berat yang memiliki kursi tunggal. Pesawat ini adalah modifikasi dari pesawat Su-27 yang awalnya diberi nama Su-27M.
Infografis Perbandingan Spesifikasi Teknis Su-35S dan F-22
Sukhoi Su-35 dirancang untuk menyaingi pesawat Amerika F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon.
Selain itu, Su-35 mampu menghilang dari radar, dilengkapi peralatan jamming untuk menurunkan kemampuan radar musuh, dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 atau dua kali kecepatan suara.
Meski demikian, Agus memperkirakan bahwa pemerintah tidak dapat membeli Su-35 sebanyak 16 unit seperti jumlah F-5 E/F Tiger sebelumnya, karena menyesuaikan dengan anggaran yang disediakan pemerintah untuk TNI AU.
"Dengan menghitung anggaran yang ada, mungkin beli 12 pesawat Su-35 saja. Tapi saya minta isinya sudah lengkap," ujar Agus.
Saat ini TNI AU mendapat alokasi dana sebesar 3,1 miliar dolar AS atau sekitar 41 triliun rupiah untuk modernisasi alat utama sistem senjatanya.

Related Posts:

PTDI Lamban Rampungkan Pesanan Helikopter

27 Nov 2015
Jakarta – Lambatnya penyelesaian pesanan oleh PTDI menjadi salah satu alasan mengapa TNI AU tidak memesan helikopter untuk pejabat penting negara (VVIP) ke BUMN yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat, itu.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan, tahun 2012 TNI AU pernah memesan sejumlah helikopter EC725 Caracal alias Super Cougar dari PT Dirgantara Indonesia, namun helikopter-helikopter pesanan itu tidak datang sesuai waktu yang disepakati.
“Kontrak diteken tahun 2012. Rencananya pembuatan helikopter selesai dalam 38 bulan. Seharusnya pesanan itu sudah datang Mei 2015. Tapi perjanjiannya diamandemen sehingga mundur,” kata Marsekal Agus di Jakarta, Kamis (26/11).
Helikopter Super Cougar yang dipesan tak kunjung selesai karena terdapat pending item.
Implementasi jual beli antara TNI AU dengan PTDI yang tak sesuai tenggat waktu bukan hanya pada perjanjian helikopter Super Cougar itu saja, tapi juga pada kontrak pembelian helikopter NAS 332 Super Puma.
“Kami punya pengalaman kontrak Super Puma yang juga pending item, sampai sekarang belum bisa dioperasikan,” ucap KSAU.
Berkaca pada dua pengalaman berbisnis dengan PTDI itu, KASAU memutuskan tidak membeli helikopter baru dari PTDI untuk saat ini.
Helikopter VVIP pilihan TNI jatuh pada AgustaWestland AW101 buatan Italia-Inggris. Satu unit telah dipesan Juni tahun lalu, dan kini telah memasuki perakitan tahap akhir di Italia untuk kemudian dikirim ke Indonesia tahun depan.
AW101 akan diberikan kepada Skadron Udara 45 yang bertugas mengoperasikan transportasi udara bagi pejabat dan tamu negara sekelas presiden dan wakil presiden.
Sebelumnya Direktur Utama PTDI Budi Santoso berharap helikopter rakitan perusahaannya dipilih menjadi kendaraan VVIP. “Mudah-mudahan Presiden mau menggunakan produk kami. Ini akan menjadi iklan terbaik bagi kami, untuk menjual ke negara-negara lain,” kata Budi di Bandung.
KASAU yang juga menjabat Komisaris Utama PTDI sejak Oktober 2014, bertekad memperbaiki kinerja perusahaan pelat merah itu. Posisi Komisaris Utama PTDI merupakan jabatan yang melekat (ex officio) pada KSAU.
“Saya ingin PTDI berkembang dengan baik. Step by step akan saya perbaiki,” ujar Marsekal Agus.
PTDI sejak awal tahun 90-an telah merakit helikopter-helikopter Airbus Helicopters, divisi manufaktur helikopter dari Airbus Group yang bermarkas di Prancis. Sebelum merakit Super Cougar, PTDI juga merakit Super Puma. Tak hanya merakit, beberapa bagian helikopter seperti badan dan ekor pesawat juga diproduksi PTDI.

Related Posts:

F-35 Terus Bermasalah, Australia Makin Risau Dengan Su-35 Indonesia

27 Nov 2015
Australia telah membeli dua JSF F-35 dan mantan pemerintah Abbott berjanji untuk membeli 70 lebih. Foto: Alex Ellinghausen

Program pembangunan jet tempur generasi kelima F35 memiliki berbagai masalah kompleks, terlalu mahal, terlalu lambat dan terlalu terlihat di radar.
Miliaran lebih anggaran telah di gelontorkan dan bertahun-tahun terlambat dari jadwal yang seharusnya, para kritikus khawatir kekuatan Australia tertinggal jauh dari tetangganya, Indonesia yang diperkirakan akan segera memiliki Su-35.
Dorongan untuk memeriksa kebijaksanaan pembelian Joint Strike Fighter F-35 hingga sebesar US$ 24 milyar, pembelian peralatan perang termahal dalam sejarah Australia, saat ini sedang berlangsung di Senat.
Juru bicara Greens defence Peter Whish Wilson pada Jumat 27/11/2015 mendesak komite Senat urusan luar negeri dan perdagangan untuk menyelidiki kesesuaian jet tempur siluman untuk kepentingan strategis Australia. Langkah ini dilakukan setelah pemilu bulan lalu Perdana Menteri Kanada yang baru, Justin Trudeau berjanji untuk meninggalkan rencana pembelian pesawat tempur yang bermasalah.
Pejabat dari Departemen Pertahanan Australia mengatakan dalam sidang Senat, mundurnya Kanada dari proyek F-35 tidak akan menambah biaya yang harus dikeluarkan Australia, namun Letnan Jenderal AS, Chris Bogdan memperkirakan harga setiap pesawat kemungkinan akan meningkat hingga US$ 1 juta per pesawat. “Ini adalah hak rakyat untuk tahu kemana uang mereka di belanjakan dan apakah sepadan dengan uang yang dikeluarkan ,” kata Senator Whish-Wilson.
“Saya ingin kritik pengadaan F-35 ini dijawab oleh para ahli dan dibahas secara rinci untuk menyelidikinya.” lanjutnya. Proyek F-35 yang dimulai sebagai sebuah kolaborasi antara AS dan delapan negara lainnya, termasuk Australia telah dilanda oleh keterlambatan, pembengkakan biaya dan kesulitan teknis. Kegagalan teknis terbaru adalah kemungkinan cedera parah pada leher pilot yang disebabkan oleh kursi ejector pada pesawat F-35. Australia terpaksa membeli tambahan pesawat tempur F-18 Hornet pada tahun 2012 untuk menutupi kekurangan armada udaranya akibat keterlambatan pengiriman F-35.
Tapi pada bulan Agustus marinir AS mengumumkan F-35 pertama siap dikerahkan, dan Inggris pekan lalu berkomitmen untuk membeli lagi 24 F-35C hingga tahun 2023 untuk mengisi armada udara di kapal induk barunya. Senator Whish-Wilson mendesak Senat untuk memeriksa keterlambatan pengiriman dan pembengkakan biaya yang terus bertambah. Senator juga mendesak jet tempur alternatif lain agar dipertimbangkan untuk dibeli.

Related Posts:

Menhan RI Tanda Tangani Pembelian 12 Unit Su-35

27 Nov 2015
“Dengan menghitung anggaran yang ada, mungkin beli 12 pesawat Su-35 saja. Tapi saya minta isinya sudah lengkap,” kata agus. Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna menyatakan kesepakatan pemerintah RI untuk membeli Sukhoi SU-35 buatan Rusia untuk menggantikan satu skuadron pesawat tempur buatan Amerika F-5 E/F Tiger. 

 "Saya baca dokumen yang dikirim Kementerian Pertahanan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Yang sudah ditandatangani Menhan adalah Sukhoi Su-35," kata Agus seperti yang dikutip oleh CNN Indonesia . Rusia Siap Transfer Teknologi Sukhoi Su-35 ke Indonesia
Agus mengatakan, sebelum Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menandatangani kesepakatan pengadaan Sukhoi-35, TNI AU telah mengirimkan spesifikasi teknologi pesawat yang mereka nilai pantas untuk menggantikan F-5 E/F Tiger.
TNI AU menyodorkan dua pesawat tempur sebagai pilihan, yaitu F-16 Viper buatan Lockheed Martin Amerika Serikat, dan Sukhoi Su-35 buatan Sukhoi Rusia.
F-16 Viper dan Sukhoi Su-35 disodorokan TNI AU untuk dipilih karena mereka tidak ingin mengubah sistem pemeliharaan secara ekstrem. "Kalau Sukhoi Su-35 kan sama dengan Sukhoi Su-30 yang sudah kami operasikan saat ini," kata Agus seperti yang dikutip oleh CNN Indonesia.
Sebelumnya Menhan RI juga menjelaskan alasan Indonesia memilih Sukhoi ialah karena pilot Angkatan Udara Indonesia sudah terbiasa mengoperasikan jet tempur buatan Rusia.
Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur multiperan jarak jauh kelas berat yang memiliki kursi tunggal. Pesawat ini adalah modifikasi dari pesawat Su-27 yang awalnya diberi nama Su-27M.
Infografis Perbandingan Spesifikasi Teknis Su-35S dan F-22
Sukhoi Su-35 dirancang untuk menyaingi pesawat Amerika F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon.
Selain itu, Su-35 mampu menghilang dari radar, dilengkapi peralatan jamming untuk menurunkan kemampuan radar musuh, dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 atau dua kali kecepatan suara.
Meski demikian, Agus memperkirakan bahwa pemerintah tidak dapat membeli Su-35 sebanyak 16 unit seperti jumlah F-5 E/F Tiger sebelumnya, karena menyesuaikan dengan anggaran yang disediakan pemerintah untuk TNI AU.
"Dengan menghitung anggaran yang ada, mungkin beli 12 pesawat Su-35 saja. Tapi saya minta isinya sudah lengkap," ujar Agus.
Saat ini TNI AU mendapat alokasi dana sebesar 3,1 miliar dolar AS atau sekitar 41 triliun rupiah untuk modernisasi alat utama sistem senjatanya.

Related Posts:

Putin: Mustahil Turki Tidak Tahu Itu Pesawat Rusia

27 nov 2015
Presiden Rusia Vladimir Putin menolak klaim Turki bahwa mereka tidak tahu pesawat yang ditembak jatuh di perbatasan Suriah milik Rusia.
Putin berkeras menyatakan pesawat-pesawat Rusia mudah dikenali dan koordinat penerbangan pesawat tempur telah diberikan kepada Amerika Serikat, yang merupakan sekutu Turki.
Karena itu, kata Putin, ‘mustahil’ Turki tidak mengetahui pesawat Su-24 yang ditembak pada ketinggian 6.000 meter dengan rudal udara ke udara oleh pesawat tempur F-16 Turki, sekitar satu kilometer dari perbatasan Turki, adalah milik Rusia.
“Sebagaimana diatur dalam kesepakatan dengan AS, kami memberi informasi di mana pesawat kami beroperasi, di ketinggian berapa dan di area mana saja. Turki adalah bagian dari koalisi dan mereka pasti tahu itu adalah pesawat tempur Rusia. Jika itu pesawat Amerika, akankah mereka menembak?”
Ucapan Putin mengemuka setelah Presiden Turki Recep Tayyp Erdogan berkomentar melalui stasiun televisi France24. Meski menolak minta maaf, Erdogan mengaku militer Turki tidak tahu pesawat yang ditembak kepunyaan Rusia. “Jika kami tahu itu adalah pesawat Rusia, mungkin kami memperingatkan dengan cara berbeda,” kata Erdogan. Rekaman suara Sebelumnya, Turki merilis rekaman suara berisi peringatan kepada pesawat Rusia. Dalam rekaman itu, ada suara berbahasa Inggris yang mengatakan, “Ubah arah Anda ke selatan secepatnya”. Karena peringatan tidak digubris, pesawat-pesawat F-16 Turki menembaki pesawat Rusia itu. Akan tetapi, salah satu pilot Rusia yang selamat menegaskan dirinya tidak mendapat peringatan sama sekali baik melalui radio maupun secara visual. Atas kejadian itu, Rusia akan memberikan sanksi kepada Turki. Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev berkata fokus sanksi ada pada “pembatasan atau pelarangan” kepentingan ekonomi Turki di Rusia serta “pembatasan pasokan” produk, termasuk makanan. Sektor yang akan terpengaruh, kata Medvedev, adalah pariwisata, transportasi, perdagangan, tenaga kerja, bea cukai dan “hubungan kemanusiaan”.

Related Posts:

Tensi Memanas, Turki Siapkan Kekuatan Tempur

 
27 Nov 2015
Turki merespon sikap rusia yang mulai mengerahkan kekuatan tempurnya ke perbatasan Suriah. Sumber-sumber militer Turki mengatakan, Ankara telah memindahkan sejumlah tank dengan kereta api ke brigade pasukan lapis baja di daerah perbatasan yang berdekatan dengan perbatasan Suriah.

Dikutip dari laman Mirror, Kamis (26/11/2015), Turki telah memindahkan 20 tank ke wilayah perbatasan setelah ketegangan terjadi diantara kedua negara pasca insiden ditembaknya jet tempur rusia Su-24.
“Dikawal oleh polisi dan jaksa, 20 tank dikirim dengan kereta api dari provinsi sebelah barat Turki ke Gaziantep di selatan nehara itu, dan kemudian diarahkan ke perbatasan Suriah,” ujar sebuah militer.
Tidak hanya itu, sebuah laporan lain mengatakan bahwa Turki juga mengirim 18 jet tempur untuk berpatroli di wilayah perbatasan. Dalam mengamankan wilayah udaranya, Angkatan Udara Turki mengoperasikan 236 jet tempur F-16C/D Fighting Falcon. Masing-masing terdiri atas F-16C sebanyak 176 unit dan pesawat F-16D berjumlah 57 unit. Selain itu, Turki juga memiliki 47 unit pesawat tempur McDonnell Douglas F-4 Phantom II tipe F-4E Terminator 2020. Seluruh pesawat yang dipakai Turki merupakan berjenis multiperan yang bisa dipakai untuk pertempuran udara maupun pengeboman. Seluruh pesawat ini telah menjalani proses memodifikasi dan peningkatan Kekuatan Angkatan Udara Rusia. Rusia telah mengirimkan armada tempurnya ke Suriah untuk membantu pemerintahan Bashar al-Assad, menghancurkan ISIS.
Rusia telah mengirimkan bantuan udara sebanyak 69 pesawat tempurnya ke Suriah, di antaranya bomber Su-34, Su-24M, dan Su-25, Si-30SM dan Su-27SM3. Tak hanya itu, sejumlah helikopter juga ikut diterjunkan, antara lain Mi-8 and Mi-24. Sementara di dalam negerinya, Rusia mengoperasikan 1.434 unit berbagai jenis pesawat tempurnya, itu belum termasuk pesawat bomber seperti Tupolev Tu-22, Tu-95 dan Tu-160.Selain itu, Rusia juga masih memesan 375 pesawat lainnya yang masih dalam proses pembuatan maupun peningkatan kemampuan. Jumlah tersebut terlihat jauh lebih besar dibandingkan jumlah pesawat tempur yang dimiliki Turki.

Related Posts:

AS Khawatir Pesawat Tempur KF-X Korea Lebih Canggih Dari F-35

 
27 nov 2015
Pejabat dari Lockheed Martin mengunjungi Korea pada tanggal 18 – 20 november dan berbicara dengan para pejabat DAPA. Selama diskusi, Locheed Martin menyatakan keputusan pemerintah AS juga menahan tiga teknologi lainnya, diantaranya teknologi integrasi sistem mesin ganda dan kemampuan semi siluman pada pesawat tempur.


Korea Aerospace Industries, pengembang utama proyek KF-X, dan Defense Acquisition Program Administration (DAPA) dilaporkan tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan sistem teknologi mesin ganda terintegrasi. Pada bulan Juli 2014, Kepala Staf Gabungan memilih pesawat dengan mesin ganda sebagai platform untuk program KF-X.
Dapa mengeluarkan siaran pers dan menyatakan bahwa putaran pertama pembicaraan tentang transfer 21 teknologi sedang berlangsung dengan Lockheed Martin dari 18 November 2015, Dapa juga menyatakan spesifik teknis akan ditentukan melalui konsultasi lebih lanjut. “Kami juga akan bekerja sama dengan pemerintah AS untuk mempercepat kelanjutan proses transfer teknologi ”.
Sumber-sumber di industri pertahanan mengatakan proyek KF-X mungkin menghadapi pemutusan karena kurangnya kerjasama dari AS. Mereka menyatakan Amerika Serikat enggan mendukung program pesawat KF-X Korea karena pesawat tempur tersebut terlalu canggih.
Terlalu canggihnya pesawat tempur KF-X dikhawatirkan akan menyaingi F-35, pesawat tempur siluman bermesin tunggal yang terus tertunda produksinya dan dirundung berbagai masalah teknis.

Related Posts:

Turki siap hadapi kemarahan rusia

Nov 25 2015
Ketegangan antara Rusia dan Turki terjadi setelah ditembak jatuhnya Jet tempur Su-24 Rusia oleh pesawat F-16 Turki. Ketegangan terjadi terutama di wilayah perbatasan Suriah.
Setelah diancam Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki, Tayyib Erdogan langsung mengumpulkan seluruh jenderal-jenderalnya. Rapat tersebut melibatkan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, menteri senior, seluruh jenderal ketiga matra, serta Kepala Badan Intelijen Turki.



Erdogan kemudian mengirim utusan ke markas besar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Ibu Kota Brussels, Belgia. Seperti diketahui, Turki adalah anggota penuh NATO, sehingga insiden pagi tadi membuat seluruh kawasan Eropa waswas.
Dalam jumpa pers di tempat terpisah, Perdana Menteri Turki memastikan tindakan militernya menembak jatuh pesawat tempur Rusia sudah tepat. Dia menegaskan ada bukti sahih bahwa Sukhoi Su-24 itu melanggar wilayah udara mereka, dan sudah diperingatkan 10 kali.
“Kami ingin komunitas internasional memahami bahwa pemerintah Turki siap mengorbankan perdamaian, jika keamanan dan kehidupan warga kami di perbatasan terancam. Adalah hak kami untuk memertahankan kedaulatan kami setelah peringatan kami tidak diindahkan,” pungkasnya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Sebelumnya, Peristiwa penembakan jet tempur Rusia Su-24, menimbulkan kemarahan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebut Presiden Tayyib Erdogan membekingi ISIS. Pemimpin Rusia itu menjamin tindakan Turki menimbulkan konsekuensi serius antar dua negara.
“Rusia ibaratnya ditusuk dari belakang oleh kaki tangan teroris,” kata Putin.

Related Posts:

Malaysia Membutuhkan Kapal Patroli Pantai Canggih

Nov 24 2015
KUANTAN (Bernama) – Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) atau badan pelaksana kelautan Malaysia memerlukan tambahan kapal patroli lepas pantai (OPV) yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas canggih untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan keamanan di wilayah perairan Malaysia.


Wakil Direktur Jenderal (operasi) MMEA, Laksamana (Maritime) Datuk Che Hassan Jusoh mengatakan kedua OPV yang dimiliki Angkatan Laut Malaysia (RMN) sudah berumur lebih dari 30 tahun.
“Kami akan meminta pemerintah untuk membangun kapal patroli maritim dengan panjang 40 meter yang dilengkapi dengan fasilitas seperti helipad, radar dan sistem artileri yang memungkinkan MMEA untuk melaksanakan tugasnya secara efektif, menghadapi ancaman apapun.”
“Kapal baru diharapkan mampu berlayar selama 21 hari dan membawa lebih banyak logistik dan bahan bakar dibandingkan dengan kapal yang ada yang hanya dapat berlayar selama seminggu,” katanya.
Che Hassan berbicara kepada wartawan setelah meluncurkan MMEA Maritime Friends Programme di Kampung Beserah Pantai, Minggu kemarin. Sementara itu, MMEA juga diharapkan untuk memperoleh secara bertahap, enam kapal patroli 43 meter yang dibangun dengan biaya 370 juta ringgit yang dimulai tahun depan.

bernama

Related Posts:

Kembangkan Teknologi Alutsista, Indonesia Gandeng Swedia

 
Nov 24 2015
Indonesia dengan bendera PT IESP milik YKPP di bawah Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menjalin kerja sama dengan perusahaan Swedia SAAB. Itu guna mengembangkan alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Berdasarkan keterangan tertulis, Senin (23/11/2015), kedua perusahaan tersebut siap mengembangkan industri pertahanan swasta nasional berbasis teknologi, tujuannya memenuhi kebutuhan alutsista Indonesia agar menguatkan basis pertahanan.

Direktur Pengembangan Usaha PT IESP Raden Ari Wicaksana menegaskan pihaknya mengumumkan telah terjalin kerja sama Teaming Agreement antara PT IESP dengan SAAB Swedia untuk alih tekhnologi atau transfer of technology.
“Kerja sama ini juga akan langsung dilakukan dibidang pembuatan kapal perang segala jenis yang rencanaya akan di produksi di galangan kapal lokal (dikelola oleh PT IESP bersama SAAB), termasuk program 100% Transfer Of Tehnologi sesuai komitmen SAAB yang tercantum dalam perjanjian kerjasama & pemasaran pesawat tempur produksi SAAB jenis Gripen JAS 39 beserta sistem tempur yg terintegrasi untuk memenuhi bukan hanya peralatan tetapi teknologi yang terdepan,” ujar Raden Ari Wicaksana.
Menurut dia, kerja sama tersebut berawal ketika SAAB Swedia dengan wakil Vice President Head of SAAB Indonesia Peter Carlqvist bertemu dengan Raden Ari Wicaksana, yang membahas kerja sama dengan menggandeng SAAB Singapura dengan engineer dan desain engineer SAAB.
“PT IESP juga sudah mengadakan beberapa program dengan TNI AL di bidang pendidikan bagi perwira TNI AL yang dikirim ke Swedia dalam rangka belajar, kursus singkat dan kerja sama dengan Unhan (universitas pertahanan), PT Dirgantara Indonesia dan Kemhan,” jelas dia.
Tercatat, atas pengembangan kerja sama, Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP) Kemhan akan memberikan terobosan bidang usaha industri militer swasta nasional yang menumbuhkembangkan peralihan tehnologi alutsista dan penyerepan tenaga kerja, yaitu menyiapkan putra-putri bangsa Indonesia terlatih secara profesional yang kelak menjadi aset bangsa dan negara Republik Indonesia.
“Harapan kerja sama ini kedepanya akan dapat memproduksi penjualan alutsista bukan hanya di dalam negeri tetapi juga akan merambah pasar international, sebagai contoh, PT IESP juga telah bekerja sama dengan PT Baraca di Dubai Timur tengah untuk pemasaran produk SAAB di Dubai dan negara-negara Uni Emirate Arab,” tandas dia.
“Kerja sama ini juga terletak pada keutamaan tehnologi dan efisien dalam penggunaan peralatan alat perang dengan biaya operasional dan pemeliharaan yang sangat ekonomis dibanding kompetitor,” imbuh dia.

Related Posts:

Helikopter Militer AS Jatuh di Korsel, 2 Orang Tewas

 
Nov 24 2015
Dua orang dilaporkan tewas setelah sebuah helikopter militer AS jatuh di jalanan lokal di Wonju, Provinsi Gangwon, Korea Selatan, Senin (23/11/2015).
Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 06:22 waktu setempat. Helikopter naas jenis AH-64 Apache tersebut diketahui adalah milik dari Divisi Infanteri 2 pasukan AS di Korea. “Saya pergi keluar setelah mendengar bunyi ‘bang’ dua kali dan melihat api membumbung ke langit dari sisi jalan,” kata seorang saksi mata dalam laporannya ke polisi. Helikopter itu jatuh di jalan sekitar 500 meter dari desa. Tidak ada kerusakan properti tambahan atau korban manusia yang dilaporkan.“Helikopter ini diduga berangkat dari Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi,” kata sebuah sumber kepolisian. Militer, polisi dan pemadam kebakaran kini sedang mencoba untuk menentukan penyebab pasti dari kecelakaan itu.

Related Posts:

Bawa Senjata, Pesawat Militer Prancis Mendarat Darurat

 
Nov 23 2015
Sebuah pesawat militer Prancis yang diyakini sarat dengan senjata mendarat darurat di Bandara Masvingo pada Sabtu 22 November 2015 malam setelah mengembangkan kesalahan teknis dalam perjalana ke Zambia.
Sebagaimana dilaporkan Newsday Senin 23 November 2015, sebanyak 10 personel militer dari Prancis tidak terluka. Pesawat mendarat darurat setelah salah satu mesin pesawat gagal fungsi. Mereka harus menghabiskan malam di Masvingo sebelum teknisi , yang ada di pesawat itu bisa menyelesaikan masalah dan akhirnya melanjutkan perjalanan ke Harare sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Sumber-sumber militer mengatakan, pesawat itu diizinkan menggunakan wilayah udara Zimbabwe. Kapten pesawat, yang namanya tidak dapat disebutkan juga memiliki paspor diplomatik.

Related Posts:

F-22 Raptor akan Dibenahi

 
 
Nov 23 2015
F-22 Raptor adalah pesawat tempur paling canggih di dunia saat ini. Tetapi jet tempur siluman ini masih memiliki sejumlah kelemahan struktural yang masih terus coba untuk dibenahi.
Dan saat ini telah ada dana sebesar US$350 juta yang akan digunakan untuk merombak pesawat itu. Setidaknya ada lima titik pesawat yang akan diubah pada 162 pesawat Raptor yang dimiliki Angkatan Udar Amerika. Dengan retrofit ini nantinya Raptor akan bisa mencapai umur hingga 8.000 jam terbang.
Upaya lain yang sedang berlangsung, yang dikenal sebagai program reliability and maintainability maturation programme (RAMMP), yang membeli 10.824 upgrade kit hingga 2020 dengan biaya lebih dari US$ 1,7 miliar. Kit ini untuk menutup berbagai kekurangan dari roda pendaratan yang tidak selalu bekerja dan display multifungsi utama kokpit.
Menurut laporan terbaru yang didapat Flight Global, RAMMP telah meningkatkan ketersediaan armada untuk misi saat ini hingga di 62,8% dibandingkan dengan rata-rata 40% ketika Raptor mulai beroperasi pada tahun 2005. Structure retrofit programme (SRP) diberikan pada sekitar 64 jet dan diharapkan selesai 2021.

Related Posts:

Kehebatan Hodhod 3 Drone Iran

Nov 23 2015
Para ahli Iran telah berhasil memproduksi drone (VTOL) yang memiliki kemampuan lepas landas dan landing vertikal pertama di dunia. Drone Iran ini multifungsi termasuk, pengintaian dan pengawasan, penyelamatan dan pemotretan akan dipamerkandan dibuka Sorena Sattari, Wakil Presiden Iran urusan sains dan teknologi.
Mostafa Hassan Panah, Juru Bicara perusahaan berbasis sains, Fateh Aseman Sharif, terkait karakteristik drone Hodhod 3 menuturkan, “Desain dan produksi drone ini dimulai akhir tahun lalu, dan pengerjaannya selesai dalam waktu delapan bulan.”
Hassan Panah menambahkan, “Hodhod 3 adalah sebuah multirotor elektronik (memiliki baling-baling multi) tanpa awak yang mampu mengangkut beban seberat tiga kilogram. Beban itu dapat berupa berbagai jenis kamera infra merah atau kamera thermal atau beban-beban lainnya.”
Jubir perusahaan Fateh Aseman Sharif menyebut suaranya yang rendah dan kontinuitas terbang yang tinggi, sebagai karakteristik lain drone produk Iran itu.

Related Posts:

Negosiasi Jet Tempur KF-X Memasuki Tahap Akhir



22 November 2015
Jakarta - Korea Selatan mengaku telah dalam tahap akhir negosiasi dengan Indonesia tentang kemitraan pada program pengembangan jet tempur KF-X dan hasil dari negosiasi ini kemungkinan akan dicapai minggu depan. “[Negosiasi bilateral] dalam tahap penyelesaikan,” kata Kim Si-cheol, juru bicara Defense Acquisition Program Administration (DAPA) pada konferensi pers Kamis 19 November 2015 dan dikutip defensenews.in. “Hasilnya mungkin akan ada awal minggu depan.” Indonesia sebelumnya telah sepakat dengan Korea Selatan untuk menanggung 20 persen dari biaya untuk Korea Fighter Experimental (KF-X) yang di Indonesia disebut Indonesia Fighter Experimental (IF-X). Dengan investasi tersebut, Indonesia akan membawa pulang 50 pesawat baru. Negosiasi terbaru akan menentukan secara spesifik dari kemitraan termasuk persyaratan keuangan dan tanggung jawab lainnya. Setelah kesepakatan didapat DAPA berencana untuk memulai proyek. aProyek ini telah terhenti setelah AS menolak untuk menyetujui transfer empat teknologi utama yang dimiliki Lockheed Martin. Empat teknologi yang radar active electronically scaned array (AESA), Infra Red Search and Track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP) dan radio frequency (RF) jammer. Empat teknologi merupakan bagian dari 25 teknologi penerbangan yang AS tawarkan sebagai kompensasi keputusan Korea Selatan untuk membeli 40 jet F-35 Lightning II tahun lalu. Untuk transfer 21 teknologi Korea Selatan saat ini sedang dalam diskusi dengan Lockheed, kata Kim

Related Posts:

F-16 Dan Dilema Embargo














22 November 2015
Jakarta - Pilot dan pesawat tempur di Pangkalan Angkatan Udara Hill siap kapan saja ditugaskan untuk bertempur, tetapi Anda mungkin akan terkejut bahwa di pangkalan ini pesawat F-16 juga disiapkan bertempur untuk negara lain. Dari Pakistan ke Polandia, dari Thailand ke Oman, dari Bahrain hingga Singapura, 24 negara telah membeli jet tempur F-16 dari Amerika Serikat. “Hari ini kita telah melihat banyak negara yang berminat untuk membeli F-16,” kata Greg Brown, Wakil Direktur Program F-16, yang memiliki wilayah kerja di pangkalan angkatan udara Hill dan Wright-Patterson di Ohio.
Di landasan, dari dalam hanggar di pangkalan Hill pekan lalu, ditampilkan pesawat tempur F-16 untuk Indonesia, yang telah membeli lebih dari dua puluh pesawat, dengan harga yang dilaporkan di kisaran $ 700 juta. “Tergantung spesifikasinya, apakah itu F-16 baru, pesawat bisa seharga antara $ 60-70 juta,” kata Pamela Lee, Kepala Cabang Internasional F-16. F-16 telah dijual ke negara-negara yang stabil dan demokratis seperti Belgia, Denmark dan Norwegia. Tapi F-16 juga telah dijual ke negara yang dilanda kekerasan dan kekacauan politik. F-16 baru saja dijual ke Irak, di mana ISIS masih mengontrol sebagian besar kota, Irak mungkin akan mendapatkan 36 pesawat tempur F-16. Pada bulan September, Irak dilaporkan telah menggunakan F-16 untuk menjatuhkan bom pada sasaran ISIS. F-16 juga telah dijual ke Mesir, dimana masih ada protes, pergolakan politik, dan kudeta, meskipun Departemen Luar Negeri kemarin pernah menghentikan penjualan F-16 selama dua tahun. Tapi apa yang menjadi jaminan bahwa pesawat militer Amerika tidak akan jatuh ke tangan musuh? Dalam wawancara di Hill dengan juru bicara Departemen Luar Negeri, terungkap bahwa pembeli harus menyetujui pemantauan penggunaan F-16 dari AS, dan F-16 juga tidak dapat dijual kembali tanpa persetujuan AS. Apabila dilanggar Amerika Serikat dapat menghentikan dukungan teknis dan suku cadangnya. Dia mengatakan penjualan F-16 berarti negara pembeli bersedia bersama-sama berbagi beban menjaga keamanan global. Pesawat tempur bagaimanapun juga pernah jatuh ke tangan musuh. Pada 1970-an, Iran berbalik dari negara sahabat menjadi musuh.
Iran mungkin masih memiliki pesawat tempur F-4, F-5 dan F-14 yang mungkin berasal dai pangkalan Hill.

Related Posts:

Indonesia Harus Menyiapkan $ 2 Milyar Untuk Project KF-X

22 November 2015
Korea Selatan dan Indonesia membahas hal keuangan dan tanggung jawab terkait kemitraan untuk menghasilkan project Korea Fighter Experimental (KFX). Korea Selatan saat ini berada pada “tahap akhir” negosiasi dengan Indonesia untuk pengembangan program jet tempur dan hasilnya mungkin akan datang awal minggu depan. Kim Si-cheol, juru bicara Defense Acquisition Program Administration (DAPA) mengatakan pada konferensi pers bahwa “hasilnya mungkin awal minggu depan.” Indonesia dan Korea Selatan menandatangani perjanjian awal bulan lalu di mana Indonesia akan menanggung 20 persen total biaya pembangunan untuk proyek KF-X dengan imbalan 50 pesawat. Proyek ini diharapkan sudah menghasilkan pesawat tempur pada tahun 2025. Media Indonesia telah melaporkan sebelumnya bahwa total biaya yang ditanggung Jakarta untuk berbagi proyek KF-X adalah sekitar US $ 1,5-2 milyar. Seoul mengikat dan meyakinkan Jakarta pada project KFX, setelah AS menolak untuk menyetujui transfer empat teknologi kunci. Lockheed Martin sebelumnya pernah menawarkan kesepakatan 25 transfer teknologi yang diimbangi dengan pembelian 40 pesawat siluman F-35 Lightning II oleh Korea Selatan.
Untuk transfer sisa 21 teknologi standar, Korea Selatan saat ini sedang dalam diskusi dengan perusahaan Lockheed Martin di Seoul.

Related Posts:

F-35 Terlalu Mahal, Angkatan Udara AS Lebih Memilih F-16 Atau F-15

 
Minggu, 22 November 2015
   Angkatan Udara AS sedang mempertimbangkan membeli sekitar 72 pesawat tempur F-15, F-16 atau bahkan F-18 karena tingkat produksi F-35 yang rendah.
F-35 Joint Strike Fighter mungkin tidak akan diproduksi dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan kemampuan operasional Angkatan Udara AS saat ini karena keterbatasan anggaran, menurut Aerospace Daily & Defense Report. Akibatnya Angkatan Udara mempertimbangkan mengisinya dengan 72 F-15, F-16, atau bahkan Boeing F -18 E/F super Hornets.
F-15 dan F-16 diharapkan akan tetap bertugas sampai 2045, F-16 bahkan akan dimodernisasi dengan radar AESA dan tambahan upgrade lainnya.
Para pejabat Angkatan Udara AS mengungkapkan pada konferensi Defense IQ International Fighter, yang berlangsung pada 17-19 November di London. “kami sedang berjuang untuk melunasi pembayaran 48 pesawat F-35 pada tahun ini”.
Tingkat Produksi penuh F-35 dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2019 dan Angkatan Udara AS ingin membeli 60 pesawat pada tahun 2020 dan 80 F-35 per tahun setelah itu.
Tahun ini, Angkatan Udara akan menerima 28 pesawat F-35, sedangkan pada tahun 2016 dijadwalkan jumlahnya meningkat menjadi 44. Pada tahun 2038, AU ingin memiliki sekitar 1.763 pesawat F-35. Namun, jumlah pembelian ini akan sangat memberatkan keuangan Angkatan Udara.
“Akibatnya, F-15 dan F-16 akan tetap bertugas pada tahun 2020-an dengan jumlah yang lebih besar dari F-35 dan F-22,” ungkap Aerospace Daily & Defense Report
Angkatan Udara AS masih menghitung perkiraan biaya pengadaan F-15 baru atau pilihan upgrade dan peremajaan F-15 termasuk kemampuan peperangan elektronik dengan pod Jammer Next Generation Raytheon.
Secara keseluruhan, Pentagon berencana untuk mendapatkan 2.457 pesawat F-35 pada 2038. Jumlah biaya akuisisi yang diperkirakan adalah lebih dari $ 400 milyar, ditambah dengan biaya operasi dan dukungan pesawat F-35 diperkirakan akan menghabiskan biaya lebih dari $ 1 triliun, jumlah pembelian peralatan perang paling mahal dalam sejarah militer AS
Pesawat tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter tersedia dalam tiga varian, F-35A varian lepas landas dan mendarat konvensional untuk Angkatan Udara AS, F-35B varian pendaratan dan penerbangan pendek/vertikal untuk Korps Marinir AS, dan F-35C varian berbasis kapal induk untuk Angkatan Laut AS.

Related Posts:

NASA Ingin Bermitra Dengan Cina

 
21 November 2015
Pemerintah Amerika sebaiknya mencabut larangan bagi badan antariksa (NASA) untuk bekerjasama dengan Cina agar tidak ketinggalan dalam berbagai program baru menjelajah ruang angkasa. Sejak tahun 2011, Kongres Amerika melarang kemitraan NASA dengan Cina karena alasan kondisi HAM di negara komunis itu dan demi melindungi keamanan nasional Amerika.


Dalam konferensi International Astronautical Congress baru-baru ini yang dihadiri kepala badan antariksa dari seluruh dunia, kepala NASA Charles Bolden mengungkapkan keyakinannya bahwa larangan tersebut hanyalah sementara.
“Saya yakin larangan ini bersifat sementara karena, jika tidak, di masa depan kita mungkin hanya jadi penonton … siapapun yang berambisi mengirim manusia ke antariksa akan bermitra dengan siapapun yang mampu melakukannya,” kata Bolden.
China tidak termasuk dalam 15 negara pemilik sekaligus operator Stasiun Antariksa Internasional, sebuah laboratorium riset yang terletak sekitar 400 kilometer diatas Bumi.
China menyambut baik komentar Bolden itu.
“Jelas kami berharap jangka waktu larangan ini akan dipersingkat,” kata Xu Dazhe dari Badan Antariksa Nasional China (CNSA). “China tidak punya masalah dalam kebijakan untuk bermitra dengan badan antariksa manapun.”
China adalah satu-satunya negara selain Amerika dan Rusia yang telah mampu mengirim manusia ke antariksa. China juga sedang mengembangkan stasiun antariksa sendiri, meski masih tahap prototipe, dan telah meluncurkan sejumlah pesawat ke bulan.
Xu mengatakan negaranya sedang bersiap mengirim lagi misi ke bulan untuk mengambil sampel tahun 2017. China, katanya, juga sedang mencari mitra untuk misi perjalanan ke sisi terjauh bulan dari Bumi pada tahun 2019.
Di pihak NASA, badan itu sedang mengembangkan sebuah roket bermuatan lebih besar dan kapsul yang bisa mengangkut astronot hingga ke planet Mars.
Kerjasama dengan Cina bisa dimulai dengan proyek-proyek sederhana, misalnya menetapkan sistem melabuhkan (docking) pesawat-pesawat antariksa, kata kepala badan antariksa Uni Eropa Johann-Dietrich Woerner.
“Yang penting adalah tidak bersikap kompetitif. Kita semua harus bekerjasama untuk mengatasi berbagai jenis hambatan dalam proyek bersama ini,” lanjut Woerner.
Layaknya Amerika Serikat, militer China yakin luar angkasa akan menjadi elemen penting dalam perang di masa depan. China selama ini mengklaim program antariksa-nya bertujuan damai. Namun klaim tersebut dimentahkan usai militer negeri tirai bambu itu menggunakan rudal untuk menghancurkan salah satu satelitnya di orbit bumi. Beijing mengabaikan suara protes dari dunia internasional karena aksi tersebut dinilai bisa membahayakan satelit lain di orbit yang sama.

Related Posts:

Natuna Akan Jadi Pearl Harbor Indonesia


Saptu, 21 November 2015
Karanganyar – Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan, Pulau Natuna di Provinsi Kepulauan Riau akan dijadikan pangkalan militer terpadu seperti “Pearl Harbor” di Indonesia.
“Kami memang bercita-cita membangun Pangkalan Udara (Lanud) Natuna menjadi pangkalan militer terpadu seperti “Pearl Harbor” Indonesia,” kata Agus usai ikuti upacara pelantikan Perwira Setukpa 2015, di Lapangan Dirgantara Lanud Adi Sumarmo Karanganyar, Jumat (20/11/2015).


Pearl Harbor merupakan pangkalan militer Amerika Serikat terbesar di Kepulauan Hawai. Sedangkan, Landasan Udara (Lanud) Natuna saat ini masih bertipe C dan akan segera ditingkatkan menjadi tipe B.
Kegiatan pembangunan Lanud Natuna sudah mulai dilakukan tahun ini. Anggaran pembangunan didapat dari Kementerian Pertahanan dengan biaya lebih dari Rp 200 miliar.
Pengembangan dilakukan karena wilayah Pulau Natuna adalah jalur pelayaran yang strategis.
Pearl Harbor
Selain itu, wilayah itu juga dijadikan tempat untuk memantau keamanan di perbatasan Indonesia dengan negara-negara lain.
“Sehingga, jika ada negara lain yang saling mengklaim, tetapi Indonesia berdiri di wilayah itu sebagai pihak ketiga, akan ikut menjaga keamanan,” katanya.
TNI AU berharap pembangunan Lanud Natuna bisa selesai pada pertengahan 2016 dan penambahan sarana prasarana dapat digunakan dengan maksimal.
Jika pengembangan Lanud Natuna tuntas, maka Lanud tersebut akan dipimpin oleh seorang perwira berpangkat kolonel.
Namun, Kasau menjelaskan karena pembangunan menyesuaikan anggaranya, maka Lanud Pulau Natuna belum bisa benar-benar menyerupai Pearl Harbor

Related Posts:

TNI AU Belanja Alutsista Baru Mulai Tahun Depan, Dari Sukhoi sampai Beriev BE-200

Saptu, 21 Novenber 2015 
Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna mengungkapkan, pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU akan dimulai pada tahun 2016 hingga 2019 mendatang.
Sejumlah alutsista yang akan dibeli ialah mulai dari pesawat F-16, Sukhoi-35, dan pesawat pemadam kebakaran Beriev BE-200.

"Pembelian alat-alat sistem persenjataan TNI AU yang lebih modern dibanding sekarang dimulai tahun depan hingga 2019," kata Agus seusai mengikuti upacara pelantikan lulusan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) 2015 di Lapangan Dirgantara Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar, Jumat (20/11/2015).
Menurut dia, sejumlah pembelian pesawat yang sudah dianggarkan selama tiga tahun mendatang adalah F-16 dari Amerika Serikat atau Sukhoi-35 dari Rusia. Kedua jenis pesawat itu ditujukan untuk mengganti jenis pesawat F-5.
Selain itu, TNI AU juga akan membeli helikopter angkut dan pesawat angkutan berat seperti Hercules.
Pesawat terbang multifungsi juga akan dibeli untuk digunakan dalam kegiatan SAR dan bencana, seperti Beriev BE-200, yang mampu membawa muatan hingga 15 ton untuk memadamkan kebakaran.
"Kami juga akan menambah pemasangan alat radar untuk menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada 2016-2019, banyak peralatan yang akan dibeli dengan kondisi baru dan lengkap," tutur jenderal bintang empat ini.
Menyinggung soal helikopter VVIP, Kepala Staf Angkatan Udara mengatakan, pembelian tiga unit helikopter atau pesawat Force One untuk kepresidenan atau tamu VVIP itu sesuai dengan rencana anggaran.
"Helikopter VVIP atau pesawat Force One harus baik, aman, dan nyaman. Sebab, Bapak Presiden dan Wakil Presiden merupakan lambang negara Indonesia," ujar dia.

Related Posts:

Salip Indonesia, China Beli 24 Pesawat Tempur Su-35BM Rusia?

 
Sabtu, 21 November 2015
Jakarta - China dikabarkan akan segera menjadi negara pertama diluar Rusia yang membeli dan menggunakan pesawat tempur canggih Su-35BM dalam daftar alutsista AU China. Hal ini dilatarbelakangi berita yang beredar di media pada tanggal 19 November 2015 yang menyebutkan bahwa China dan Rusia sudah mencapai kata sepakat untuk kontrak pembelian 24 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35BM. Nilai kontrak untuk 24 unit ini dikabarkan mencapai US$2 Miliar, namun belum ada informasi mengenai detail kontrak ini. Namun belum ada konfirmasi dari pihak China akan kebenaran berita ini.

Meski detail kesepakatan belum ada, beberapa sumber menyebutkan bahwa kontrak untuk 24 unit pesawat tempur ini bernilai sekitar US$2 Miliar. Hal ini berarti bahwa setiap unit pesawat tempur ini akan dihargai dengan nilai US$83 Juta. Namun tidak dijelaskan apakah harga ini hanya untuk unit pesawat tempur saja, atau sudah mencakup logistic, persenjataan dan pelatihan pilot.
Jika berita kesepakatan China dan Rusia ini benar-benar terjadi, maka China akan menjadi negara pertama di dunia diluar Rusia yang membeli pesawat tempur kelas berat buatan KNAAPO Rusia ini. Ini juga berarti China menyalip Indonesia yang dalam beberapa waktu lalu dikabarkan sudah hampir membeli pesawat tempur sejenis.
Memang bisa dimaklumi China lebih dulu mencapai kata sepakat pembelian 24 unit pesawat tempur canggih ini, mengingat proses negosiasi antara China dan Rusia terkait jual beli alutsista canggih ini sudah terjadi sejak tahun 2012 yang lalu. Sementara Indonesia dikabarkan baru dalam beberapa bulan ini melakukan negosiasi pembelian pesawat tempur terbaik dari KNAAPO Rusia ini.
Indonesia dikabarkan hampir mendekati kata sepakat pembelian ini, namun hingga kini belum ada kontrak yang ditandatangani. Informasi terakhir yang beredar menyebutkan bahwa pihak Rusia dan Indonesia akan melakukan pembicaraan yang lebih detail dalam waktu dekat. Namun sebelum adanya kontrak yang mengikat, maka segala hal masih bisa terjadi termasuk batalnya Militer Indonesia membeli pesawat tempur sukhoi Su-35BM ini.
Namun memang kebenaran berita ini masih harus menunggu konfirmasi dari pihak pemerintah dam militer China. Hal ini karena beberapa sumber berita seperti Reuters hanya mengutip pernyataan dari pihak Rusia dan industry dirgantara Rusia. Sedangkan pemerintah China dan militer China belum memberikan konfirmasi apapun terkait pembelian alutsista canggih ini.
---> Negosiasi Panjang Rusia dan China terkait Pembelian 24 Pesawat Tempur Su-35BM
China sendiri sudah lama menunjukkan ketertarikan mereka untuk membeli pesawat tempur Su-35BM untuk menambah kekuatan alutsista China. Namun motivasi sebenarnya dari China bukanlah sekedar mendapatkan pesawat tempur canggih ini, tetapi untuk mendapatkan teknologi dari Su-35BM untuk diterapkan didalam pesawat tempur buatan dalam negeri China.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa China punya pengalaman panjang dalam kerjasama pembuatan pesawat tempur berdasarkan teknologi pesawat tempur Rusia. Kasus terbaru adalah ketika China membeli dan melisensi banyak pesawat tempur Su-27/30 dari Rusia. Dari proyek ini, China mempelajari technology pesawat tempur Rusia tersebut dan berhasil membuat varian baru buatan China yang disebut dengan Senyang J-11B.
Belakangan China berambisi untuk terus meningkatkan kemampuan pesawat tempur Senyang J-11B mereka ketahap yang lebih canggih. Namun China menhadapi kendala dari kurangnya teknologi yang mereka kuasai untuk mencapai tujuan itu, terkhususnya dalam masalah mesin pesawat tempur. China sendiri memang sudah mampu memproduksi mesin pesawat tempur Senyang J-11B sendiri yaitu WS-10, namun kualitasnya masih kurang bagus.
Untuk hal itu, China mengincar technology mesin pesawat tempur yang lebih baik salah satunya adalah mesin AL-41F yang digunakan di pesawat tempur Su-35BM. Tampaknya China ingin sekali mempelajari teknologi mesin AL-41F dan berusaha untuk menggunakan technology ini kedalam mesin buatan dalam negeri China sendiri. Maka tidaklah mengherankan China begitu berambisi membeli pesawat tempur Su-35BM, bukan sekedar melengkapi alutsista AU China tetapi juga mencuri teknologi pesawat tempur ini untuk kepentingan China.
Rusia sendiri bukan tidak mengetahui motivasi sebenarnya China dalam negosiasi pembelian pesawat tempur modern ini. Rusia sendiri menginginkan China harus membeli setidaknya 24 unit pesawat tempur Su-35BM agar Rusia tidak terlalu rugi dengan teknologi yang mungkin akan di curi China. Rusia sendiri membutuhkan China sebagai pasar potensial pesawat tempur Su-35BM yang hingga tahun 2015 ini belum juga mendapatkan konsumen dari luar Rusia.
Dan secara ekonomi, ditengah kelesuan ekonomi Rusia belakangan ini, membuat Rusia tidak punya pilihan banyak dalam bernegosiasi dengan China meski adanya kemungkinan teknologinya akan di curi oleh China. Tarik menarik kepentingan dalam negosiasi pembelian 24 unit pesawat tempur Su-35BM antara China dan Rusia ini, membuat kesepakatan tak kunjung diperoleh. Padahal China dan Rusia sudah melakukan serangkaian negosiasi sejak beberapa tahun belakangan ini.
Jika kabar terakhir yang menyebutkan bahwa China dan Rusia sudah sepakat ini adalah benar, maka ini akan menjadi babak akhir dari negosiasi panjang dan melelahkan antar kedua negara.
---> Akankah Indonesia Menyusul China Beli Pesawat Tempur Su-35BM dari Rusia?
Militer Indonesia dikabarkan oleh beberapa sumber sudah mendekati garis finish untuk pembelian sekitar satu skuadron pesawat tempur Su-35 BM sebagai pengganti F-5 TNI AU yang sudah menua. Namun hingga kini belum ada pengumuman resmi dan penandatanganan kontrak terkait pembelian pesawat tempur ini.
Kabar terakhir menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia akan melakukan negosiasi dengan Rusia pada bulan November 2015 ini. Beberapa sumber menyebutkan bahwa saat ini, Indonesia dan Rusia masih belum mencapai kata sepakat terkait pendanaan pembelian alutsista ini serta terkait masalah transfer of technology (ToT) dari pembelian ini. Belum adanya kesepakatan dala, hal ini dikabarkan menjadi penyebab kontrak pembelian pesawat tempur kelas berat ini belum terjadi.
Namun banyak pihak yang menyakini bahwa kontrak pembelian pesawat tempur Su-35BM untuk memperkuat alutsista TNI ini hanya menunggu waktu saja. Namun selama kontrak belum ditandatangani maka segala kemungkinan masih bisa saja terjadi termasuk kemungkinan batal.
Pesawat tempur Su-35S adalah varian terbaru dan disebut varian pesawat tempur tercanggih dari keluarga pesawat tempur Su-27/30 yang ada sampai saat ini. Pesawat tempur ini adalah hasil design biro design Sukhoi dan di produksi oleh Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO) Rusia yang merupakan pengembangan dari Su-27 SM Rusia. Pesawat tempur Sukhoi Su-35S juga memiliki nama tidak resmi Su-35 BM ini adalah pesawat tempur multirole dengan kemampuan super maneuver dan memiliki dua mesin serta berkursi tunggal.
Sampai saat ini, Rusia masih menjadi satu-satunya negara yang mengoperasikan pesawat tempur buatan KNAAPO Rusia ini. Rusia sudah memesan sebanyak 48 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35S dimana sebanyak 36 unit sudah operasional di Angkatan Udara Rusia. Rusia juga dikabarkan sedang mengkaji untuk penambahan 48 unit pesawat sejenis dimasa datang meski hingga kini belum ada keputusan finalnya.
Lalu apakah China dan Indonesia akan menyusul Rusia sebagai pengguna pesawat tempur Su-35BM? Kita tunggu saja.

Related Posts:

[World] Sistem Pertahanan Udara Rusia untuk Tiongkok dan Iran

Moskow - Pasokan gelombang pertama sistem misil anti-pesawat jarak jauh Rusia S-400 Triumph untuk Tiongkok rencananya akan dikirim antara satu tahun hingga 1,5 tahun mendatang, demikian disampaikan seorang narasumber dari bidang kerja sama militer-teknis Rusia pada TASS, Kamis (12/11).
"Pasokan rencananya dikirim paling cepat tahun depan, atau sepertinya 1,5 tahun mendatang," kata sang narasumber.


Penandatanganan kontrak pasokan S-400 untuk Beijing resmi diumumkan pada musim semi 2015.
"Saya tak akan membeberkan detil kontrak, tapi ya, Tiongkok memang akan menjadi pembeli pertama sistem pertahanan udara terbaru Rusia, yang menegaskan level strategis dalam hubungan Rusia-Tiongkok," tutur Direktur Jenderal perusahaan ekspor senjata Rusia Rosoboronexport Anatoly Isaykin pada April lalu.
Diketahui India juga berencana membeli 12 buah sistem pertahanan misil udara S-400.
S-400 Triumph merupakan sistem misil anti-pesawat jarak menengah dan jarak jauh yang dirancang untuk menghancurkan semua target udara modern dan canggih pada jarak hingga 400 kilometer.
S-400 Triumph (julukan NATO: SA-21 Growler) merupakan pengembangan dari sistem misil permukaan-ke-udara seri S-300. Sistem tersebut masuk perbendaharaan senjata militer Rusia pada 2007 dan S-400 pertama kali dioperasikan di medan tempur pada Agustus 2007. Rusia membentuk empat resimen S-400 di wilayah Moskow, eksklave Kaliningrad di Baltik, dan Distrik Militer Timur.
---> Maret Mendatang, Iran Dapatkan Sistem Pertahanan Udara Rusia S-300
Iran akan mendapatkan sistem misil pertahanan udara S-300 pada Maret mendatang, demikian disampaikan Menteri Pertahanan Iran Brigjen Hossein Dehghan, Selasa (10/11).
Rusia dan Iran menandatangani kontrak pada 2007 untuk memasok lima batalion S-300PMU-1, namun pada musim gugur 2010 Presiden Rusia saat itu, Dmitry Medvedev, membatalkan pasokan sistem tersebut untuk Teheran. Kontrak senilai 800 juta dolar AS itu kemudian ditanguhkan dan uang muka dikembalikan pada Iran.
Iran kemudian mengajukan tuntutan sebesar 4 miliar dolar AS terhadap Rusia di Pengadilan Arbitrasi Jenewa atas pembatalan kontrak tersebut.
Kemudian pada musim semi 2015, Presiden Rusia Vladimir Putin mencabut pelarangan pasokan sistem S-300 untuk Teheran.
Belum ada informasi resmi tentang S-300 versi mana yang akan didapatkan Iran: S-300PMU-1 yang tengah berhenti dipoduksi namun mungkin akan dirancang khusus untuk Iran, atau S-300VM.
Sumber : RBTH

Related Posts:

Mengenal pesawat P-1 si Pemburu kapal selam buatan Kawasaki heavy industries


Jumat, 20 November  2015
P-1 Pesawat patroli maritim Jepang telah menarik perhatian, tidak hanya dari sekutu utamanya, Amerika Serikat, tetapi juga dari Eropa di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang gerakan kapal selam Rusia. Pesawat P-1, dibangun oleh Kawasaki Heavy Industries dikhususkan untuk Pasukan Bela Diri Jepang, 


Untuk pertama kalinya membuat pesawat patroli anti-kapal selam di negara itu. Misi utamanya adalah melakukan kegiatan pengawasan dan peringatan maritim. Pesawat ini dijuluki sebagai “submarine killer” karena mampu mendeteksi dan menyerang kapal selam yang tidak bisa dilihat dan dirasakan dengan mata telanjang. Pasukan Bela Diri Maritim memiliki sekitar 10 pesawat P-1 yang ditempatkan di Atsugi Air Base di Prefektur Kanagawa, mereka sejauh ini telah beroperasi sebagai percobaan. Operasi skala penuh dijadwalkan akan dimulai pada tahun ini, Pesawat P-1 ini dibandrol sekitar 20 miliar yen ($ 163 juta). Kementerian Pertahanan Jepang berencana untuk mengadakan lima pesawat per tahun mulai tahun 2018. Pada tanggal 25 Juni lalu MSDF menunjukkan P-1 kepada media untuk pertama kalinya, dan menjelaskan bahwa P-1 jauh lebih unggul dari P-3C yg sebelumnya adalah pesawat andalan patroli maritim Jepang. Saat ini P-1 dibekali dengan sebuah layar radar berwarna, sehingga akan lebih mudah untuk mendeteksi dan melacak gerakan kapal yang mencurigakan. Tidak hanya itu, pesawat ini di bekali sonobuoy, sebuah perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data akustik dan menemukan kapal selam,P-1 juga menawarkan kinerja yang lebih tinggi dari pesawat P-3C, Selain itu P-1 adalah pesawat bermesin jet sedangkan P-3C adalah pesawat baling-baling, memberikan kecepatan maksimal sekitar 30% lebih cepat dari P-3C. P-1 ini juga memiliki jangkauan terbang sejauh 8000 km, dibandingkan dengan P-3C dengan jangkauan terbangnya sekitar 6600km.
.
Dikutip dar Nikkei Asia Review.
.
*General characteristics :
-
Crew: Flight: 2 Mission: 11
-
Length: 38.0 m (124 ft 8 in)
-
Wingspan: 35.4 m (114 ft 8 in)
-
Height: 12.1 m (39 ft 4 in)
-
Max. takeoff weight: 79,700 kg (176,000 lb)
-
Powerplant: 4 × IHI Corporation F7 turbofan, 13,500 lbs (60 kN) each
.
*Performance:
-
Maximum speed: 996 km/h (538 knots, 619 mph)
-
Cruise speed: 833 km/h (450 knots, 516 mph)
-
Range: 8,000 km (4,320 nm, 4,970 mi)
-
Service ceiling: 44,200 ft (13,520 m)
.
*Armament:
-
Hardpoint: 8 wing stations in total (2x on each wing and 2x
on each wing root) and eight
internal bomb bay stations
-
Bombs: 20,000+ lb (9,000+ kg)
-
Missiles: AGM-84 Harpoon, ASM-1C, AGM-65 Maverick
-
Sonobuoys: 30+ Pre-loaded, 70+ Deployable from inside
-
Other: MK-46 and Type 97 and new(G-RX5) torpedoes,
mines, depth charges.
.
*Avionics:
-
Radar: Toshiba, Active Electronically Scanned Array
radar system
-
Sonar: NEC, multi-static sound navigation system sound.
-
Anti-submarine systems:SHINKO ELECTRIC CO.LTD., Advanced combat
direction system's
sumber-wikipedia.com

Related Posts:

Pesawat Tempur KFX/IFX Nantinya Tidak Sepenuhnya Siluman


19 November 2015
Pejabat Lockheed Martin akan mengunjungi Korea pekan ini untuk membahas transfer teknologi yang diperlukan proyek KF-X di negara itu.
Pejabat Lockheed Martin akan mengunjungi Defense Acquisition Program Administration (Dapa) pekan ini, “kata juru bicara Kolonel Kim Si-cheol, Selasa.” Pejabat perusahaan dan Dapa akan melihat kemajuan transfer 21 teknologi ke Korea. ”
Kim , menunjukkan bahwa transfer 21 teknologi, memang diatur dalam kesepakatan transfer, termasuk sistem kontrol penerbangan. Kim menyatakan kewajiban kontrak untuk Lockheed Martin adalah mentransfer teknologi senilai $ 1.4 milyar, meskipun Lockheed Martin mengubah jenis transfer yang seharusnya diserahkan ke Korea (dari 25 hanya 21 yang diserahkan). Nilai kontrak yang dibayarkan Korea sesuai jumlah yang telah disepakati. Proyek KF-X, merupakan pengembangan jet tempur generasi 4.5 pada tahun 2025 untuk menggantikan armada jet tempur F-4 dan F-5 Korea yang sudah tua, menghadapi kemunduran besar pada bulan April setelah pemerintah AS menolak untuk mengizinkan Lockheed untuk mentransfer empat teknologi inti yang terkait dengan F-35, termasuk radar AESA, ke Korea dengan alasan keamanan. Di tengah meningkatnya kritik pada saat itu, Menteri Dapa Chang Myoung-jin mengatakan bahwa pemerintah AS berjanji untuk menyetujui ekspor sisa 21 teknologi.
Transfer 25 teknologi, termasuk empat yang dilarang, adalah kesepakatan yang diimbangi dengan pembelian 40 pesawat siluman F-35 oleh Korea Selatan. Kim menambahkan bahwa KF-X tidak akan memiliki fungsi sepenuhnya sebagai pesawat siluman, tetapi hanya berteknologi mengurangi jejak radar cross section (RCS).

Related Posts:

Heboh Tulisan Pelacur dan Saras 008 Selingkuhan Spiderman di Buku Siswa SD


Dunia pendidikan di Kota Malang, Jawa Timur, heboh setelah adanya temuan kalimat 'aneh' di Buku Kerja Siswa (BKS) siswa kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Bagaimana ceritanya?BKS tersebut bertajuk Insan Bermartabat. Temanya adalah Menghargai Jasa Pahlawan yang ditujukan untuk siswa SD dan MI.



FKisah soal Saras 008 selingkuhan Spiderman tercetak di sampul halaman belakang buku setebal 78 halaman

Related Posts:

Seram! Begini Kondisi Dunia Bila Semua Bakteri Kebal Obat


World Health Organization (WHO) baru-baru ini mencanangkan minggu kesadaran antibiotik untuk menyadarkan masyarakat dunia terhadap bahaya akibat resistensi antibiotik. Para ahli juga sering menyerukan agar antibiotik digunakan secara bijak.Tak ketinggalan penelitian gabungan di jurnal The Lancet menyebut dunia saat ini sedang dalam situasi menuju era di mana antibiotik menjadi tak berguna. Hal

Related Posts:

Menuju Anggaran Pertahanan Berbasis PDB

19 November 2015
Jakarta - Selama lima tahun terakhir ini sesungguhnya anggaran pertahanan Indonesia mengalami peningkatan yang cukup terang. Tahun 2015 ini anggaran belanja militer kita sudah mencapai 102 trilyun rupiah. Meski demikian karena kita sudah terlalu lama menguzurkan alutsista, jumlah sebesar itu dan bahkan anggaran belanja khusus alutsista sebesar US $ 15 milyar sepanjang lima tahun rezim yang lalu belum mampu memperkuat energi alutsista yang sudah terlanjur sepuh selama puluhan tahun.

Di banyak negara karena perkembangan teknologi militer yang begitu cepat, dari analog ke digital maka berbagai alutsista jadul mereka segera di pensiun dini dan diganti dengan yang “fress graduate”. Lain di negeri ini sampai usia 60 tahun pun masih bisa diperpanjang masa kerjanya sampai pikun. Sampai-sampai ada yang bilang yang penting bisa meletus, perkara kena itu urusan belakang.
Itulah sebabnya untuk mempercepat ketahanan dan kedaulatan energi alutsista ada pemikiran cemerlang dari Pemerintah dan DPR untuk merumuskan cara pandang baru memperkuat belanja alutsista dengan meninggikan persentase rasionya sebesar 1,5% -2% dengan faktor PDB. Tentu peta jalan yang tengah dirintis ini kita sambut dengan sambitan bertubi-tubi ke kolam kegembiraan karena jika formula itu diterapkan maka porsi belanja alutsista kita akan mampu menyalip Singapura. Lebih penting dari itu adalah keinginan membeli dan atau melakukan transfer teknologi persenjataan akan terang benderang.
Ibarat sebuah tagline majalah olahraga, semua ada apa pun bisa. Prediksi kita formula berbasis PDB akan diterapkan pada anggaran 2017, maka sudah tentu lonjakan anggaran itu akan dirasakan mulai anggaran 2017 nanti. Sekedar informasi bahwa PDB Indonesia tahun 2014 sebesar US$ 887 Milyar. Jika formula 1,5% diterapkan maka jumlah anggaran pertahanan kita bisa mencapai US$ 13 M, sebuah lonjakan yang menyenangkan. PDB Indonesia pernah mencapai angka terbaiknya di tahun 2012 yaitu sebesar US$ 921 milyar, setelah itu turun terus.
Tahun depan sudah ditetapkan anggaran pertahanan sebesar 96T rupiah turun dari tahun berjalan saat ini. Namun masih ada anggaran di luar pagu itu yaitu anggaran untuk beli alutsista Sukhoi SU35, BMP 3F dan peluru kendali SAM jarak menengah yang ditawarkan Rusia dengan pinjaman luar negeri. Artinya secara APBN turun namun secara real jumlahnya meningkat.
Kita meyakini bahwa tahun 2016 dan seterusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan begerak naik menuju 6% sampai 7% pada tahun 2018. Pembangunan infrastruktur yang digeber secara besar-besaran diharapkan mulai bermanfaat dalam dua tiga tahun ke depan. Kelemahan investasi kita ada di sektor infrastruktur maka pembangunan dan penguatan jalan raya, jalan tol, kereta api, jembatan, pelabuhan laut, bandara semua terlihat berpacu dengan waktu. Sekilas contoh, jalan raya pantura Jawa saat ini sedang mengalami penguatan spektakuler berupa pengecoran beton dua lapis di lebih dari 20 titik dengan anggaran terbesar sepanjang sejarah.
Dengan anggaran pertahanan mencapai US$ 13 M pertahun maka keleluasaan untuk belanja akan semakin terasa. Boleh jadi kita akan mampu membeli 2 skuadron SU35, 1 skuadron F16 Viper, beberapa kapal perang berkualifikasi destroyer, kapal selam, peluru kendali SAM jarak menengah dan bahkan mampu mengembangkan kekuatan industri pertahanan dalam negeri. Kita sudah punya industri pertahanan yang bernilai strategis yang memproduksi berbagai alutsista segala matra.
Kita juga sedang membangun infrastruktur kapal selam di PT PAL Surabaya bersamaan dengan sedang dibangunnya beberapa kapal perang jenis PKR, KCR dan kapal patroli lainnya. Oleh sebab itu pertambahan dan pertumbuhan anggaran pertahanan tahun-tahun mendatang sangat mampu menghidupkan berbagai industri pertahanan dalam negeri baik yang bernama BUMN atau swasta nasional. Inilah kabar baik itu yang tentu perlu disambut dengan luapan kegembiraan.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari konsep bela negara di negara modern maka disamping penguatan daya juang patriotik yang sedang digemakan untuk anak bangsa, sangat penting jua untuk mempercepat proses penguatan alutsista utamanya matra laut daan udara. Belanja alutsista dengan menggelontorkan dana untuk membeli 2-3 skuadron tempur baru, kapal perang kapal selam dan peluru kendali merupakan daftar wajib belanja utama.
Yang menarik adalah ketika kita sedang membuat daftar belanja alutsista, pada saat yang sama berdatangan juga berbagai jenis alutsista baru pesanan MEF-1. Ada pesawat Super Tucano, ada KRI Spica, ada F16 blok 52, MBT Leopard, Helikopter Fennec, Helikopter AKS, Cougar, Kapal Selam, KCR dll. Jadi dalam kurun lima tahun ke depan akan terus berdatangan berbagai jenis alutsista sebagai kelanjutan dari program MEF-1 dan MEF-2. Inilah gambaran betapa saat sekarang dan ke depan kita akan terus menerus menambah gizi dan energi alutsista.
Pertambahan alutsista yang terus menerus ini sesungguhnya menarik perhatian jiran sebelah, khususnya Malaysia. Forum militer negeri jiran itu sampai tak bersemangat lagi menulis artikel militer mereka, tidak bersemangat lagi berdiskusi tentang kehebatan militer mereka yang selama lima tahun sebelum ini merasa paling super lalu mengolok-olok negeri kita. Mereka akhirnya pada takjub menyaksikan program pembaharuan alutsista tetangganya yang bernama Indonesia dan mereka sudah dapat membayangkan betapa hebatnya kekuatan militer Indonesia lima tahun ke depan. Apalagi jika Natuna jadi pangkalan militer terpadu, ini akan mengkhawatirkan pada jalur logistik militer ke Sabah dan Sarawak. Mereka sendiri yang bilang lho.
Apapun itu gelaran perkuatan alutsista kita memang sebuah kewajiban. Jika anggaran berbasis PDB diterapkan tentu akan semakin membungakan semangat bertanah air. Sesungguhnya program bela negara yang sedang digalakkan itu jika disinergikan dengan program perkuatan alutsista tentara maka gelora kebangsaannya akan menimbulkan gaung yang amat keras dan kuat. Gaung yang kuat dan gempita itu kemudian akan kembali melahirkan lagu mars, ini dadaku mana dadamu, ini tanah airku jangan sekali-kali kamu ganggu jika tak ingin ganggu.

Related Posts:

Prancis Dapat Teman, Putin Berjanji Balas Dendam

 

18 November 2015
Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah akan mengintensifkan serangan udaranya terhadap ISIS di Suriah dan akan melakukan pencarian besar-besaran terhadap teroris yang menanam bom di pesawat Kogalymavia bulan lalu. Pernyataan ini datang menyusul konfirmasi Rusia pada Selasa (17/11) bahwa pesawat Airbus A321 itu jatuh akibat bom.
“Kami akan menemukan mereka di mana pun di atas bumi dan menghukum mereka,” kata Putin.
Pesawat Kogalymavia jatuh di Sinai, Mesir, 31 Oktober lalu, menewaskan 224 penumpang dan kru. Sebelum hari ini, Rusia selalu berusaha menampik bahwa teroris yang menyebabkan pesawat itu jatuh, menyerukan agar tak mengambil kesimpulan hingga penyelidikan selesai. Sedang intelijen Barat telah lama mengindikasikan bahwa pesawat nahas itu jatuh karena ditanami bom.
Empat hari setelah serangan Paris, Kremlin merilis video berisi Alexander Bortnikov, kepala FSB, mengatakan dalam sebuah rapat pada Senin malam, bahwa materi ledakan ditemukan di fragmen pesawat dan di barang-barang milik penumpang.
“Menurut analisis dari ahli kami, sebuah bom buatan yang terdiri dari 1 kilogram TNT diledakkan selama penerbangan, menyebabkan pesawat pecah di udara, yang menjelaskan mengapa badan pesawat tersebar sangat jauh,” kata Bortnikov.
“Kami bisa mengatakan dengan tegas bahwa ini adalah ulah teroris,” lanjutnya.
Militan Sinai yang berafiliasi dengan ISIS mengklaim bahwa mereka yang menjatuhkan pesawat dengan rute Sharm el-Sheikh ke St. Petersburg itu tak lama setelah pesawat jatuh.
Balas dendam
Putin, dengan setelan berwarna hitam memimpin Kremlin mengheningkan cipta untuk mengenang para korban. Ia memerintahkan kepala keamanan dan militer bahwa insiden ini merupakan salah satu kejahatan terburuk dalam sejarah modern Rusia.
“Tugas angkatan udara kita di Suriah tidak bisa hanya dilanjutkan,” ujar Putin. “Ini harus diintensifkan sedemikian hingga para penjahat mengerti bahwa pembalasan tidak bisa dielakkan.”
Putin mengatakan ia berharap kepala militer memberinya proposal spesifik soal bagaimana Rusia meningkatkan serangannya.
Rusia memulai serangan udara di Suriah akhir September, mengklaim ISIS sebagai target utama, namun kenyataanya juga menyasar kelompok pemberontak moderat yang didukung oleh Barat, yang melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
“Kita harus melakukan ini tanpa pembatasan dan kita harus mencari tahu semua nama mereka,” kata Putin, menyerukan hak Rusia untuk pertahanan diri di bawah Piagam PBB.
“Siapa pun yang mencoba untuk membantu penjahat harus tahu bahwa konsekuensi untuk mencoba melindungi mereka akan berada sepenuhnya di pundak mereka.”




Related Posts:

Hadapi Ancaman AS, Rusia Kembangkan Sistem Penyerang Nuklir





17 November 2015
Rusia akan mengembangkan sistem penyerang yang mampu melumpuhkan segala jenis sistem pertahanan misil, demikian disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sang pemimpin Rusia tersebut juga menyebutkan bahwa sistem pertahanan misil AS diarahkan terutama pada Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menjawab berbagai pertanyaan
selama sesi wawancara dengan pembawa berita saluran TV Rossiya 1 Vladimir Solovyov di Sochi, Rusia, 10 Oktober 2015.
AS dan sekutunya mengembangkan sistem pertahanan misil global yang tujuan utamanya adalah menetralisir potensi nuklir Rusia, demikian disampaikan Vladimir Putin dalam pertemuan tekait pengembangan industri pertahanan, Selasa (10/11). “Kami sudah menyampaikan dalam banyak kesempatan bahwa Rusia akan mengambil langkah yang diperlukan untuk memperkuat potensi armada nuklir strategisnya,” tegas sang presiden.
Selama beberapa tahun terakhir, tepatnya tahun 2001 kala AS mengabaikan kesepakatan pertahanan misil 1972 secara sepihak, pemerintah Rusia telah menyampaikan perlunya mengembangkan armada strategis Rusia sebagai respon atas penempatan sistem pertahanan misil Amerika. Di saat yang sama, Moskow berkali-kali menegaskan bahwa ia tak menginginkan kompetisi senjata dan konfrontasi skala penuh dengan Barat. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Rossiyskaya Gazeta pada Rabu (11/11), PM Rusia Dmitri Medvedev bicara mengenai perlunya menghindari konfrontasi militer. “Planet ini sudah melalui dua perang dunia. Jelas bahwa hal semacam itu tak boleh terlintas di benak siapa pun,” tegas Medvedev.
Menurut para pakar, pernyataan terbaru Putin tentu akan berpengaruh terhadap hubungan Rusia-AS, yang kini berada di titik paling kritis sejak berakhirnya Perang Dingin. Vasily Belozyorov, Direktur Asosiasi Analis Politik Militer, yakin bahwa kata-kata Putin mengindikasikan status quo tertentu dan upaya Moskow untuk menjaga keseimbangan dengan Washington.
Yars dan Bulava
Menurut Putin, dalam tiga tahun terakhir industri pertahanan Rusia telah membangun dan sukses menguji sistem senjata potensial yang mampu mengalahkan sistem pertahanan misil berlapis. Pakar tak dapat menyebutkan senjata yang dimaksud, serta mengingatkan kerahasiaan terkait pengembangan terbaru. Namun, mereka menyebutkan sistem yang masuk perbendaharaan senjata armada Rusia tahun lalu, yang mampu mengalahkan sistem pertahanan misil paling canggih sekalipun.
Rusia Tantang Hegemoni AS Sebagai "Polisi Dunia"
Pertama ialah misil balistik antarbenua berbasis darat RS-24 Yars. Saat ini armada misil strategis Rusia telah dilengkapi dengan Yars. Diperkirakan, dalam lima tahun Yars — yang dapat menembus sistem pertahanan misil yang sudah ada maupun yang akan datang — akan menjadi landasan bagi kelompok nuklir Rusia berbasis darat. Tak seperti pendahulunya Topol-M, Yars memiliki tiga hulu ledak, tak hanya satu. Yars juga lebih tangguh menghadapi sistem anti-misil — ia memiliki kecepatan tinggi dan hulu ledaknya yang terpisah mampu melakukan manuver pada tahap akhir penerbangan.
Misil balistik antarbenua berbasis laut, Bulava, juga dapat digunakan untuk mengalahkan sistem pertahanan misil. Misil ini mampu membawa sepuluh blok nuklir hipersonik independen yang dapat bermanuver, yang dapat mengubah ketinggian dan lintasan penerbangan. Meski uji coba pertama tak sukses, peluncuran terbaru Bulava terbukti efektif.
Menurut pakar militer independen Konstantin Bogdanov, sistem operasi-taktis Iskander-M juga dapat digunakan untuk mengalahkan sistem pertahanan misil. Misilnya dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. Misil bersayap Kaliber yang baru diuji coba dalam peluncuran dari kapal Rusia di Laut Kaspia, juga menjadi pilihan lain.
Kini Rusia juga aktif memberi pendanaan terhadap pengembangan baru di bidang penangkal nuklir. Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah mencoba menciptakan misil berbahan bakar cair kelas berat, Sarmat, yang dalam beberapa tahun mendatang akan menggantikan misil R-36M, yang disebut Satana karena kemampuan penghancurnya yang luar biasa.
Dalam pertemuan tersebut juga diumumkan konsep dan periode pengembangan Sistem Multifiksional Samudera Status-6. Konstantin Bogdanov yakin bahwa ini adalah jenis misil-torpedo dengan hulu ledak nuklir yang akan diluncurkan dari sebuah kapal selam. Menurutnya, bukan kebetulan media massa mengetahui proyek ini — pemerintah sengaja ingin mendemonstrasikan kehadiran pengembangan semacam itu.
Namun, pakar menilai Armada Misil Strategis Rusia dan pengembangan model baru akan tersiksa karena krisis ekonomi, yang telah menurunkan PDB Rusia. “Pasukan nuklir Rusia tentu akan menjadi salah satu prioritas. Menjaga stabilitas strategis untuk industri pertahanan dan pemerintah jelas menjadi tujuan yang pasti,” kata pakar dari Dewan Hubungan Internasional Rusia Prokhor Trebin, yang yakin Rusia selalu akan mencari sumber dana untuk program semacam itu.
16 Nov 2015
Rusia akan mengembangkan sistem penyerang yang mampu melumpuhkan segala jenis sistem pertahanan misil, demikian disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sang pemimpin Rusia tersebut juga menyebutkan bahwa sistem pertahanan misil AS diarahkan terutama pada Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menjawab berbagai pertanyaan
selama sesi wawancara dengan pembawa berita saluran TV Rossiya 1 Vladimir Solovyov di Sochi, Rusia, 10 Oktober 2015.
AS dan sekutunya mengembangkan sistem pertahanan misil global yang tujuan utamanya adalah menetralisir potensi nuklir Rusia, demikian disampaikan Vladimir Putin dalam pertemuan tekait pengembangan industri pertahanan, Selasa (10/11). “Kami sudah menyampaikan dalam banyak kesempatan bahwa Rusia akan mengambil langkah yang diperlukan untuk memperkuat potensi armada nuklir strategisnya,” tegas sang presiden.
Selama beberapa tahun terakhir, tepatnya tahun 2001 kala AS mengabaikan kesepakatan pertahanan misil 1972 secara sepihak, pemerintah Rusia telah menyampaikan perlunya mengembangkan armada strategis Rusia sebagai respon atas penempatan sistem pertahanan misil Amerika. Di saat yang sama, Moskow berkali-kali menegaskan bahwa ia tak menginginkan kompetisi senjata dan konfrontasi skala penuh dengan Barat. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Rossiyskaya Gazeta pada Rabu (11/11), PM Rusia Dmitri Medvedev bicara mengenai perlunya menghindari konfrontasi militer. “Planet ini sudah melalui dua perang dunia. Jelas bahwa hal semacam itu tak boleh terlintas di benak siapa pun,” tegas Medvedev.
Menurut para pakar, pernyataan terbaru Putin tentu akan berpengaruh terhadap hubungan Rusia-AS, yang kini berada di titik paling kritis sejak berakhirnya Perang Dingin. Vasily Belozyorov, Direktur Asosiasi Analis Politik Militer, yakin bahwa kata-kata Putin mengindikasikan status quo tertentu dan upaya Moskow untuk menjaga keseimbangan dengan Washington.
Yars dan Bulava
Menurut Putin, dalam tiga tahun terakhir industri pertahanan Rusia telah membangun dan sukses menguji sistem senjata potensial yang mampu mengalahkan sistem pertahanan misil berlapis. Pakar tak dapat menyebutkan senjata yang dimaksud, serta mengingatkan kerahasiaan terkait pengembangan terbaru. Namun, mereka menyebutkan sistem yang masuk perbendaharaan senjata armada Rusia tahun lalu, yang mampu mengalahkan sistem pertahanan misil paling canggih sekalipun.
Rusia Tantang Hegemoni AS Sebagai "Polisi Dunia"
Pertama ialah misil balistik antarbenua berbasis darat RS-24 Yars. Saat ini armada misil strategis Rusia telah dilengkapi dengan Yars. Diperkirakan, dalam lima tahun Yars — yang dapat menembus sistem pertahanan misil yang sudah ada maupun yang akan datang — akan menjadi landasan bagi kelompok nuklir Rusia berbasis darat. Tak seperti pendahulunya Topol-M, Yars memiliki tiga hulu ledak, tak hanya satu. Yars juga lebih tangguh menghadapi sistem anti-misil — ia memiliki kecepatan tinggi dan hulu ledaknya yang terpisah mampu melakukan manuver pada tahap akhir penerbangan.
Misil balistik antarbenua berbasis laut, Bulava, juga dapat digunakan untuk mengalahkan sistem pertahanan misil. Misil ini mampu membawa sepuluh blok nuklir hipersonik independen yang dapat bermanuver, yang dapat mengubah ketinggian dan lintasan penerbangan. Meski uji coba pertama tak sukses, peluncuran terbaru Bulava terbukti efektif.
Menurut pakar militer independen Konstantin Bogdanov, sistem operasi-taktis Iskander-M juga dapat digunakan untuk mengalahkan sistem pertahanan misil. Misilnya dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. Misil bersayap Kaliber yang baru diuji coba dalam peluncuran dari kapal Rusia di Laut Kaspia, juga menjadi pilihan lain.
Kini Rusia juga aktif memberi pendanaan terhadap pengembangan baru di bidang penangkal nuklir. Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah mencoba menciptakan misil berbahan bakar cair kelas berat, Sarmat, yang dalam beberapa tahun mendatang akan menggantikan misil R-36M, yang disebut Satana karena kemampuan penghancurnya yang luar biasa.
Dalam pertemuan tersebut juga diumumkan konsep dan periode pengembangan Sistem Multifiksional Samudera Status-6. Konstantin Bogdanov yakin bahwa ini adalah jenis misil-torpedo dengan hulu ledak nuklir yang akan diluncurkan dari sebuah kapal selam. Menurutnya, bukan kebetulan media massa mengetahui proyek ini — pemerintah sengaja ingin mendemonstrasikan kehadiran pengembangan semacam itu.
Namun, pakar menilai Armada Misil Strategis Rusia dan pengembangan model baru akan tersiksa karena krisis ekonomi, yang telah menurunkan PDB Rusia. “Pasukan nuklir Rusia tentu akan menjadi salah satu prioritas. Menjaga stabilitas strategis untuk industri pertahanan dan pemerintah jelas menjadi tujuan yang pasti,” kata pakar dari Dewan Hubungan Internasional Rusia Prokhor Trebin, yang yakin Rusia selalu akan mencari sumber dana untuk program semacam itu.

Related Posts: